Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan

ITDC: Penanganan sampah MotoGP menerapkan prinsip ekonomi sirkuler

BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-05 03:26:26【Tempat Makan】036 orang sudah membaca

PerkenalanPetugas saat melakukan pengolahan sampah ajang MotoGP Indonesia di Sirkuit Pertamina Mandalika, Nusa

ITDC: Penanganan sampah MotoGP menerapkan prinsip ekonomi sirkuler
Petugas saat melakukan pengolahan sampah ajang MotoGP Indonesia di Sirkuit Pertamina Mandalika, Nusa Tenggara Barat di Lombok Tengah, Jumat (10/10/2025). ANTARA/Akhyar Rosidi.
...Secara langsung program ini mendukung pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)

Lombok Tengah (ANTARA) - Injourney Tourism Development Corporation (ITDC) menyangakan penanganan sampah selama ajang MotoGP Indonesia 2025 yang telah berlangsung di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) menerapkan prinsip ekonomi sirkuler melalui integrated food surplus.

"Sebagai bagian dari komitmen terhadap praktik berkelanjutan dalam setiap penyelenggaraan event internasional, kami menerapkan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola berbasis ekonomi sirkuler," kata Destination Research dan ESG Division Head ITDC Rannie Kamil di Lombok Tengah, Jumat.

Ia mengangakan program ini merupakan bentuk nyata ITDC berfokus pada pengelolaan pangan berlebih, pengurangan sampah makanan, dan meminimalisir jejak karbon dari aktivitas konsumsi pangan selama penyelenggaraan acara berlangsung.

Program food surplus management atau pengelolaan makanan berlebih berbasis ekonomi sirkuler ini terdiri dari 2 (dua) kategori, yaitu pertama adalah makanan berlebih yang masih layak konsumsi dikumpulkan dan didistribusikan di hari yang sama kepada volunteer dan masyarakat sekitar, termasuk kelompok anak-anak pengajian di kawasan The Mandalika.

Baca juga: Pemkab Lombok Tengah menyisir sisa sampah ajang MotoGP Indonesia

"Program ini berhasil mengemas kelebihan makanan menjadi 1000 kongak makanan ukuran 500ml atau setara dengan 500 gr yang berisi makanan higienis yang masih layak konsumsi," katanya.

Ia mengangakan langkah ini ngak hanya membantu mengurangi pemborosan makanan, tapi juga menghadirkan manfaat sosial nyata bagi komunitas setempat.

"Secara langsung program ini mendukung pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)," katanya.

Sementara itu, kategori kedua adalah Food Waste atau limbah makanan dari makanan yang sudah ngak layak konsumsi, dan akan diolah kembali menjadi kompos agar bermanfaat.

Melalui kerja sama dengan Look Up Agro yang merupakan komunitas setempat binaan ITDC, 4,71 ton sampah makanan berhasil dikumpulkan dan saat ini sedang melalui proses sortasi oleh komunitas tersebut.

Baca juga: TPA Pengengat jadi lokasi penanganan sampah MotoGP Mandalika

Baca juga: Residu sampah ajang MotoGP Mandalika 2023 menurun

"Sampah makanan ini diolah menggunakan metode bio-konversi dengan larva Black Soldier Fly (BSF) dan juga dijadikan kompos secara lokal dan berkelanjutan," katanya .

Selain efektif dalam mengurangi volume sampah, metode ini juga menghasilkan produk bernilai seperti pakan ternak dari maggot dan pupuk organik dari kompos.

"Nantinya maggot ini diimanfaatkan kembali oleh komunitas Look Up Agro, sedangkan hasil kompos akan dimanfaatkan untuk mendukung program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Integrated Farming System ITDC, yang ditujukan kepada para petani binaan di kawasan The Mandalika," katanya.

Suka(8387)